Is the new comer coming this year?
Aku hidup bersama 2 adikku dan mamaku. Papaku sudah meninggal 12 tahunan yang lalu. Nah, akhir-akhir ini mamaku dekat dengan seseorang dan sepertinya serius untuk dilanjutkan ke jenjang yang lebih jauh. Aku sebagai anak tidak bisa berbuat apa-apa selain menerima apapun keputusannya. Namun ada beberapa hal yang harus menjadi pertimbangan yang aku dan adik-adikku keluarkan buat the man itu (kita nggak pernah nyebutin nama orang itu).
Kalau aku yang pada dasarnya sangat menyukai kemapanan. Syaratku haruslah orang yang mampu memenuhi kebutuhan dan keinginanku melebihi kemampuan mamaku. Dia HARUS LEBIH MAPAN dari mamaku. Secara keluargaku sampai 12 tahun mampu bertahan tanpa adanya sosok laki-laki dan mamaku sudah cukup mampu menyekolahkan aku dan adikku hingga sekarang serta tetek bengek keperluan duniawi lainnya. Sebenarnya, kalau boleh sombong, keluargaku tidak butuh-butuh amat dengan adanya sosok laki-laki. Jadi otomatis, yang kami butuhkan adalah kelebihan materi yang bisa menjamin kehidupan kami lebih mapan, itu kesimpulanku.
Aku sih hanya berniat, aku ingin melindungi pendidikanku dan adik-adikku serta mamaku...nggak mungkin dong, menikah hanya untuk menambah beban. Seharusnya kan lebih enteng lahir dan batin? Iya kan? Kalaupun pernikahan dua insan (Cieee...bahasanya!) dan dua keluarga itu terjadi, aku akan mewajibkan adanya perjanjian pranikah.
Kalau adikku yang pertama, Perempuan yang sedang berkuliah di Surabaya memiliki syarat yang tidak jauh berbeda denganku. Hanya saja menekankan pada kejujuran dan tidak munafik. Dan adikku ini paling sering berkonflik masalah ini dengan mamaku.
Kalau adikku yang kedua, laki-laki dan baru masuk ke SMP memiliki kriteria yang amat sangat dewasa (bahkan di luar pemikiranku bahwa adikku bisa sedewasa itu) dan lain yakni the man haruslah bisa minimal bisa mengaji, menjadi iman saat sholat, dan minimal hafal tahlil. OMG...i can’t believe this...
Inilah yang membuat aku amat sangat mencintai keluargaku. Mereka yang terpenting hingga hari ini dan hari esok. Kalau aku harus mati demi kebahagiaan mereka, aku akan lakukan itu. Meskipun aku dan adikku, Linda agak matre namun realistis dibumbui dengan Ifan, adik laki-lakiku yang religius membuat keluargaku menjadi lengkap.
Lucu sih kalau ngumpul pas lebaran. Tapi apakah lebaran nanti akan bertambah satu anggota baru? I don’t know...aku lebih suka itu tidak terjadi....
Kalau aku yang pada dasarnya sangat menyukai kemapanan. Syaratku haruslah orang yang mampu memenuhi kebutuhan dan keinginanku melebihi kemampuan mamaku. Dia HARUS LEBIH MAPAN dari mamaku. Secara keluargaku sampai 12 tahun mampu bertahan tanpa adanya sosok laki-laki dan mamaku sudah cukup mampu menyekolahkan aku dan adikku hingga sekarang serta tetek bengek keperluan duniawi lainnya. Sebenarnya, kalau boleh sombong, keluargaku tidak butuh-butuh amat dengan adanya sosok laki-laki. Jadi otomatis, yang kami butuhkan adalah kelebihan materi yang bisa menjamin kehidupan kami lebih mapan, itu kesimpulanku.
Aku sih hanya berniat, aku ingin melindungi pendidikanku dan adik-adikku serta mamaku...nggak mungkin dong, menikah hanya untuk menambah beban. Seharusnya kan lebih enteng lahir dan batin? Iya kan? Kalaupun pernikahan dua insan (Cieee...bahasanya!) dan dua keluarga itu terjadi, aku akan mewajibkan adanya perjanjian pranikah.
Kalau adikku yang pertama, Perempuan yang sedang berkuliah di Surabaya memiliki syarat yang tidak jauh berbeda denganku. Hanya saja menekankan pada kejujuran dan tidak munafik. Dan adikku ini paling sering berkonflik masalah ini dengan mamaku.
Kalau adikku yang kedua, laki-laki dan baru masuk ke SMP memiliki kriteria yang amat sangat dewasa (bahkan di luar pemikiranku bahwa adikku bisa sedewasa itu) dan lain yakni the man haruslah bisa minimal bisa mengaji, menjadi iman saat sholat, dan minimal hafal tahlil. OMG...i can’t believe this...
Inilah yang membuat aku amat sangat mencintai keluargaku. Mereka yang terpenting hingga hari ini dan hari esok. Kalau aku harus mati demi kebahagiaan mereka, aku akan lakukan itu. Meskipun aku dan adikku, Linda agak matre namun realistis dibumbui dengan Ifan, adik laki-lakiku yang religius membuat keluargaku menjadi lengkap.
Lucu sih kalau ngumpul pas lebaran. Tapi apakah lebaran nanti akan bertambah satu anggota baru? I don’t know...aku lebih suka itu tidak terjadi....
Comments
Post a Comment