Keuh Keuh
Aku baru lulus bulan desember tahun kemarin. Jadi sekarang saya resmi menjadi pengangguran yang sedang menunggu kapan akan di wisuda karena jadwal wisuda yang ga pasti.
Sambil menunggu wisuda yang tidak pasti itu. Saya sudah mencoba peruntungan melamar ke berbagai perusahaan. Bahkan itu sudah saya lakukan sebelum saya ujian skripsi. Agak nyuri start tapi ga papalah. Coba-coba. Beberapa kali saya sampai tahap tengah namun juga pernah sampai tahap akhir dan hasilnya sama sekali di luar harapan seorang pengangguran. :D tapi pernah juga tidak ada kabar dan tanggapan. (ini lebih menyedihkan! :) )
Saya sampai lupa perusahaan mana saja yang sudah saya coba apply. Sepertinya lebih dari sepuluh perusahaan. Mungkin tidak seberapa, tapi bagi saya itu sungguh luar biasa memberikan pelajaran bagi saya. Pelajaran tentang kedisiplinan, loyalitas, hingga intelektual dan yang pasti tentang kesabaran dan makna hidup.
Punya penghasilan sendiri dan bisa belanja barang-barang sudah diimpikan sejak lama menjadi pemicu. Selain itu rasanya enak bisa punya penghasilan sendiri dan disisihkan sedikit untuk ponakan-ponakan dan sepupu yang masih kecil. Itu impian saya. Tapi saya sadar semua itu (kepuasan belanja dan memberi) tidak bisa didapatkan dengan mudah. Saya masih harus berperang dengan ribuan orang yang ingin memiliki dan meraih impian itu.
Sempat down karena gagal sedangkan banyak teman-teman saya yang sudah mendapatkan kerja padahal baru lulus. Ah betapa bahagianya. Betapa menyenangkannya bisa mendapatkan upah dari jerih payah sendiri. Pasti nikmat sekali. Saya iri dengan mereka. Saya ingin seperti mereka.
Selain karena ambisi itu. Saya juga dituntut untuk segera keluar dari ketergantungan pada mama yang masih harus membiayai dua adik saya.
Beberapa waktu yang lalu saya bertemu dengan seseorang yang mengatakan kalau mencari pekerjaan atau sesuatu itu harus tenang, tidak boleh terburu-buru dan sabar. Sesuatu kalau semakin dipaksakan hasilnya tidak akan bagus, begitu katanya. Wah saya jadi mulai mengerem nafsu saya dengan tidak bingung sendiri dan berpikir macam-macam yang nantinya berbuntut pada negative thinking.
Selain memburu kerja saya juga memburu beasiswa. Tapi beasiswanya khusus yang ada di Korea. Karena alasan yang sangat nggak penting, saya pengen kuliah dan tinggal disana. Dua tahun yang lalu, saya mencoba melamar language course di Geumgang University lalu untuk tahun ini, saya melamar beasiswa KGSP mengambil Advertising and PR di Hanyang University. Saya gagal masuk keduanya tapi berhasil membuat saya menumpuk hutang untuk segala biaya mengumpulkan dokumen dan pengiriman. :) :) :)
Setiap menerima email yang berisi penolakan, pasti langsung pengen nangis. Tapi lama kelamaan saya memutuskan untuk terus berusaha. Berusaha menggapai semuanya. Biarkan orang bilang saya terlalu berambisi dan ngoyo. Tapi saya selalu percaya bahwa there is a will there is a way itu benar-benar eksis.
Sambil menunggu wisuda yang tidak pasti itu. Saya sudah mencoba peruntungan melamar ke berbagai perusahaan. Bahkan itu sudah saya lakukan sebelum saya ujian skripsi. Agak nyuri start tapi ga papalah. Coba-coba. Beberapa kali saya sampai tahap tengah namun juga pernah sampai tahap akhir dan hasilnya sama sekali di luar harapan seorang pengangguran. :D tapi pernah juga tidak ada kabar dan tanggapan. (ini lebih menyedihkan! :) )
Saya sampai lupa perusahaan mana saja yang sudah saya coba apply. Sepertinya lebih dari sepuluh perusahaan. Mungkin tidak seberapa, tapi bagi saya itu sungguh luar biasa memberikan pelajaran bagi saya. Pelajaran tentang kedisiplinan, loyalitas, hingga intelektual dan yang pasti tentang kesabaran dan makna hidup.
Punya penghasilan sendiri dan bisa belanja barang-barang sudah diimpikan sejak lama menjadi pemicu. Selain itu rasanya enak bisa punya penghasilan sendiri dan disisihkan sedikit untuk ponakan-ponakan dan sepupu yang masih kecil. Itu impian saya. Tapi saya sadar semua itu (kepuasan belanja dan memberi) tidak bisa didapatkan dengan mudah. Saya masih harus berperang dengan ribuan orang yang ingin memiliki dan meraih impian itu.
Sempat down karena gagal sedangkan banyak teman-teman saya yang sudah mendapatkan kerja padahal baru lulus. Ah betapa bahagianya. Betapa menyenangkannya bisa mendapatkan upah dari jerih payah sendiri. Pasti nikmat sekali. Saya iri dengan mereka. Saya ingin seperti mereka.
Selain karena ambisi itu. Saya juga dituntut untuk segera keluar dari ketergantungan pada mama yang masih harus membiayai dua adik saya.
Beberapa waktu yang lalu saya bertemu dengan seseorang yang mengatakan kalau mencari pekerjaan atau sesuatu itu harus tenang, tidak boleh terburu-buru dan sabar. Sesuatu kalau semakin dipaksakan hasilnya tidak akan bagus, begitu katanya. Wah saya jadi mulai mengerem nafsu saya dengan tidak bingung sendiri dan berpikir macam-macam yang nantinya berbuntut pada negative thinking.
Selain memburu kerja saya juga memburu beasiswa. Tapi beasiswanya khusus yang ada di Korea. Karena alasan yang sangat nggak penting, saya pengen kuliah dan tinggal disana. Dua tahun yang lalu, saya mencoba melamar language course di Geumgang University lalu untuk tahun ini, saya melamar beasiswa KGSP mengambil Advertising and PR di Hanyang University. Saya gagal masuk keduanya tapi berhasil membuat saya menumpuk hutang untuk segala biaya mengumpulkan dokumen dan pengiriman. :) :) :)
Setiap menerima email yang berisi penolakan, pasti langsung pengen nangis. Tapi lama kelamaan saya memutuskan untuk terus berusaha. Berusaha menggapai semuanya. Biarkan orang bilang saya terlalu berambisi dan ngoyo. Tapi saya selalu percaya bahwa there is a will there is a way itu benar-benar eksis.
Comments
Post a Comment