How to Survive di Family Gathering
Kebiasaan dikeluarga
saya, family gathering dilakukan beberapa hari setelah idul fitri. Keluarga
dari pihak papa, yang kebetulan adalah big family karena terlahir di 12
bersaudara, jadi bisa dipastikan bahwa family gathering adalah hal yang very
festive dan of course sedikit ribet. Hahahaha. Sometimes too overwhelming.
Personally, saya
sukaaaaaa sekali family gathering karena kami sekeluarga (khususnya pihak
keluarga saya) jarang sekali ketemu. Jadi sekali ketemu bisa super seru
sekaligus awkward. Jadi bisa dibanyangin kan berapa jumlah sepupu saya, secara
papa saya anak keeeeeeee 3 (kalo ga salah inget). Hahaha. Saya lupa. Kadang
saya sampe ketuker-ketuker nama sepupu satu sama yang lain. Tapi sekarang udah
hafal. Dulu, bisa merepet ke mama dan nanya ‘ma, itu namanya siapa?’ hahahaha.
Mianhae!
Beberapa hal yang membuat
saya suka family gathering adalah :
Makanannya. Wooohhhhooo!
Kalau masalah makanan, it’s not about the quantity but the quality. Keluarga
pihak papa saya terkenal jago masak dan bikin kue. Udahlah daebak pokoknya.
Sambil nulis ini aja, saya bisa mouth watering karena ngebayangin telor bumbu
rujak. Ahhh I miss family gathering.
Ketemu sepupu.
Sejujurnya, sepupu saya gak ada yang nakalnya berlebihan. Kadang kan ada anak
kecil yang sampe bikin UGHHHHHH!!!. Tapi so far, sepupu-sepupu saya ga ada yang
bikin saya pengen kabur. Dan they grew up so fast. Seriously like in super
speedy time. I don’t even know that one of them already in high school.
Kyahhhh, jadi berasa tua. Hihihihi. Dan mereka super adorable.
Nah sekarang ke inti dari
tujuan saya menulis ini. Bagaimana cara lolos di family gathering. Selain
beberapa alasan menyenangkan dalam family gathering, ada beberapa (atau satu?)
hal juga yang bikin saya males dateng. Tapi akui saja, kalau pasti adaaaaa aja
orang yang punya sifat seperti di bawah ini dalam keluarga kita. Yaituuuuu:
Every other year, same
question. Hahahahahaha. Akui saja memang ini sering dan pasti terjadi. Kalau
yang belum lulus, pasti pertanyaan yang akan diajukan ‘kapan lulus?’ atau
‘skripsi udah sampe mana?’ kadang sampe mendetail juga. kalau yang belum nikah,
pastiiiiiii pertanyaannya ‘kapan nikah?’ atau ‘kapan ngenalin pacar?’ atau ‘kok
pacarnya ga dibawa ke acara keluarga?’. For me, yang beberapa tahun ini going
downhill dengan banyak kejadian yang sudah saya lewati, jadi saya sedikit
antisipasi untuk family gathering tahun ini.
How to answer : saya
jawab saja sesuai dengan kenyataan yang ada dan saya selalu nambahin satu
becandaan garing atau basa-basi. Misalnya : ‘Cariin pacar dong?’ atau ‘kenalin sama
temen kamu gimana?’ sambil senyum-senyum manis.
Ajang pamer. I hate this.
Entah pamer apapunlah. Pamer pacar, pamer gadget, pamer baju, pamer prestasi
anak, pamer kekayaan, pamer kesuksesan. Anythinglah pokoknya. Sometimes ajang
pamer ini pasti akan berujung pada comparing kalau ada pihak yang ‘panas’ dan
ga tahan pengen pamer juga. ‘Eh si A sekarang udah kuliah di universitas yang
terkenal itu loh.’ Terus ada yang kasih feedback, ‘Oh si B juga baru dapet
beasiswa di universitas Q.’
How to defense : masuk
kuping kanan keluar kuping kiri dan menggauk-anggukan kepala sebagai tanda
persetujuan atas semua yang ‘tukang pamer’ katakan.
Perhatian berlebihan.
Hahahaha. Sekalinya ketemu yang pertama kali muncul ‘Wah gemukan sekarang?’
atau ‘Wah kurusan!’ dan ‘Agak item yah kulit kamu?’ mending juga kalau dikatain
cantik. ‘kerja dimana?’ atau ‘loh belum kerja?’ lalu diikuti ‘tahun berapa dulu
wisudanya?’ yah ga sampe segitu juga sih. Cuman dari pengalaman temen, ada tuh
yang nanya detaiiiiil banget di acara keluarga.
How to defense : jawab
sesuai pertanyaan. Kalau mulai uncomfortable, jawab dengan kata-kata singkat.
Kalau penanya gak ngeh, senyum aja. Kalau masih menyerang, nanya balik aja
tentang sesuatu yang berbeda.
Cerita memalukan.
Hahahaha. Ini bukan pengalaman saya dan bukan di acara keluarga saya. Ini
pengalaman temen. Di acara keluarga, dibahas kebiasaan dia waktu kecil yang
suka ngempeng dot plastic sampe SMP. Hahaha. Jelas ini jadi bahan ketawaan.
Malu? Pasti.
How to react : ikut
tertawa karena kalau dipikir-pikir lagi, pasti lucu dan konyol juga. hehehehe.
Semoga bermanfaat. And
thanks for reading!
Selamat hari raya idul fitri.
Mohon maaf lahir dan batin.
Comments
Post a Comment