saya dan anak kecil

Saya sesungguhnya sukaaaa sekali anak kecil. Saya rasa saya adalah orang yang sabar dan penyayang (hihihihi) tapi ada satu kejadian yang membuat saya sedikit mengambil jarak pada anak kecil.

Adik perempuan saya, Linda, biasanya setiap weekend selalu punya jadwal service sepeda motor. Nah kebetulan, saya ikut. Sebenarnya, setelah selesai service, kita mau ke rumah saudara.

Waktu sampai di tempat service motor, pelanggan yang datang sudah mengantri. Jadi kita mendapat antrian lumayan lama. Di ruang tunggu, biasanya sih kita browsing internet dan ngobrol atau paling-paling ngomongin orang. Hahahaha. Nah, agak lama, ada seorang ibu yang datang juga akan menservice sepedanya, bersama dua anaknya. satu perempuan kira-kira berumur belasan tahun dan satunya lagi cowok masih taman kanak-kanak, sepertinya.

Saya bilang ke adik saya, eh lucu banget ya anak cowok ini. Adik saya mengiyakan. Anak cowok itu duduk di depan saya. Awalnya dia senyum, yaaaa kita bales senyum. Kita lanjut ngobrol. Agak lama anak cowok itu malu-malu menyentuh kaki saya. Saya Cuma senyum. Akhirnya dia lari-lari gak jelas. Saya masih asyik ngobrol dengan adik saya. Lalu saya agak kaget waktu dia ngorek2 hidung lalu membuang kotorannya kearah kita. Memang sih gak kena. Tapi saya yakin dia melakukannya dengan sengaja. Saya bisik2 mengadu ke adik saya. Tapi ya sudah kita biarkan saja.

Beberapa menit kemudian, dia meludah ke arah kita. Memang sih gak kena. hampir kena sandal adik saya. Saya langsung kontan berkata dan sedikit bertanya (agak keras) “KOK MELUDAH?!”

Ibunya langsung memarahi. Bukan memarahi lebih tepatnya. Hanya memberi kata-kata yang menurut saya nggak akan didengar. Dan sang ibu menyuruh anaknya minta maaf. Tapi anaknya berkelit gak mau minta maaf. Tapi yang saya heran adalah, ibunya gak meminta maaf juga pada kita. At least lah sebagai contoh bahwa perbuatan meludah tadi tidak baik dan tidak boleh dilakukan pada orang lain dan tidak sopan dan lain-lain dan memiliki konsekuensi. Yah kasih contoh lah keanaknya cara minta maaf.

Saya tahu kalau sang anak memang tidak bersalah. Karena dia masih kecil. Masih labil. Masih tidak mengerti mana yang salah dan yang benar. Tapi karena tidak bisa membedakan dan labil itulah, maka saya memutuskan untuk sedikit memberi jarak pada anak kecil.

Comments

Popular Posts