5 things you shouldn’t do when you have boyfriend/girlfriend
Menurut pengalaman dan pengamatan terhadap kehidupan berpacaran jaman
sekarang plus jaman dulu hihihihii. I am gonna put a huge disclamer that I am
not gonna say that I am love expertise. Just sharing, what I thought. Ada
beberapa hal yang menurut saya tidak seharusnya dilakukan pada saat berpacaran.
Saya tidak menulis tentang selingkuh atau berbohong, kalau itu mah memang tidak
boleh dilakukan. Kalau bagi saya selingkuh dan berbohong itu sebagai akibat.
Nah, saya akan menulis mengenai sebabnya. Ini dia 5 Kesalahan yang sering dilakukan ketika berpacaran :
Yang pertama adalah menomersatukan dan/atau ingin dinomersatukan. Saya
tahu mungkin kamu sangat mencintai pacar kamu. Dan ingin menunjukkan bahwa dia
adalah matahari, udara, dan hal penting dihidupmu. Hihihihi. Believe me,
terlalu berpusat pada seseorang akan membuat kita kehilangan jati diri. Selain
hal itu akan berpengaruh pada kepribadian dan kehidupan sosial kita, pacar kita
sendiri akan sangat tidak nyaman. Nah inilah cikal bakal rasa posesif dan
berujung pada perselingkuhan. Hal ini akan semakin tidak benar adanya kalau
kita lebih menomersatukan pacar dibanding keluarga sendiri. Misalnya kita lebih
memilih mengantarkan pacar ke salon daripada mengantar ibu ke dokter kulit.
Hehehe. Posisi seimbang dan ujung-ujungnya nunggu juga, tapi kita lebih memilih
untuk mengantar pacar kita. What do you think? Jangan dijawab, ibu dan pacar
disuruh ke dokter kulit sama-sama yah. heehhehe.
saya tahu rasanya kalau kita dinomersatukan. Bahagia sekali dan merasa
lebih dihargai. Tapi menuntut untuk dinomersatukan juga tidak baik. Ya penting
sekali ditanamkan bahwa posisi seseorang dalam kehidupan sosial tidak hanya
didefinikan menjadi satu hal tapi banyak hal. Dia tidak hanya pacar kita, tapi
berposisi sebagai anak, adik, kakak, sahabat, pelajar, mahasiswa, pegawai
swasta, atau pemain sinetron (misalnya). Banyak kepentingan yang harus
dilakukan untuk memenuhi kewajiban dalam tatanan sosial.
yang kedua, bertindak kasar pada pasangan melalui tulisan, lisan,
bahkan fisik. Saya pernah dijadikan tempat curhat beberapa orang yang merasa
diperlakukan kasar oleh pacarnya. Satu orang diantaranya cewek kepada cowoknya.
Jangan pernah menganggap bahwa cewek tidak akan pernah kasar pada pasangannya.
Biasanya cewek berlaku kasar melalui lisan. Menjadi kasar, dari segi manapun
juga tidak dibenarkan. Bahkan sekarang melalui tulisan, sms atau komentar di
facebook saja bisa membuat orang dipidanakan. Jadi benar-benar harus menjaga
perilaku kita. Kalau cinta, ga mungkin kan kita menyakiti hati orang yang kita
sayangi. Bertindak kasar juga tidak akan membuat kita jadi naik harga diri.
Ketiga, menjadikan pacar tempat pelampiasan kemarahan dan kekesalan.
Ini masih ada hubungannya dengan poin kedua. Tidak ada yang mau menjadi tempat
pelampiasan. Curhat boleh lah. Tapi terkadang seseorang masih membawa rasa
kesal dari tempat kerja, tempat kuliah, pertengkaran dengan adik misalnya
kepada pacar kita. Mungkin tidak bertindak jauh seperti marah-marah. Tapi mungkin
sekedar ngambek dan bad mood sepanjang acara kencan. Secara kualitas psikis
memang tidak maksimal, tapi tidak lantas ngambek dan bersikap menyebalkan pada
pacar.
Yang keempat adalah jangan terlalu banyak membicarakan keburukan pacar
pada orang lain. Hal ini berlaku bagi yang masih menjalin hubungan atau yang
sudah jadi mantan. Mungkin ingin hati
curhat dan minta pendapat orang lain dalam menyelesaikan persoalan tapi
ujung-ujungnya justru kita yang membuka aib pacar/mantan pacar kita. Apalagi bercerita
soal keburukan pacar. Keluarga si pacar, teman si pacar dan lain-lain. Hal tersebut
jelas akan menjatuhkan harga diri pacar. Namun di sisi lain, harga diri kita
yang menceritakan juga akan jatuh.
Tidak berani tegas. Ini mungkin sulit dilakukan ketika kita repot
sekali menjaga perasaan orang yang kita cintai. Ketika ada satu dan lain hal
yang mana kita berbeda pendapat, kita susah mengatakan ‘tidak’ atau ‘ya’ hanya
karena takut menyakiti perasaan. Ketegasan ini akan didapat ketika kita tidak
terlalu menomersatukan atau memusatkan diri pada pasangan (kembali ke nomer
satu). Apalagi kalau dihadapkan pada sikap pasangan yang salah, maka kita tetap
harus menegurnya. Sekali lagi, menjalin hubungan kan seperti naik sepeda motor,
kalau tangan kanan menarik gas dan tangan kiri menarik rem, maka motor tidak
akan bisa jalan kan?
Comments
Post a Comment