Tall Poppy Syndrome dan Schizoid Personality Disorder (SPD)
Beberapa waktu
yang lalu, saya kebetulan membaca salah satu comment seseorang di social
media. Dia orang Australia dan menyebut tentang Tall poppy syndrome. Dia bilang
kalau when someone wants to cut-down a successful person with critic or
anything. Saya baca itu dan jadi tertarik. Wahhh. Akhirnya saya mencari
informasi lewat internet dari banyak sekali sumbernya. Googling saja. Hehehe.
Kata urbandictionary.com,
tall poppy syndrome adalah Australian slang for the tendancy to
criticise highly successful people, and 'cut them down'. Kalau kata Wikipedia,
the tall poppy syndrome is “a social phenomenon in which people of
genuine merit are resented, attacked, cut down, or criticised because their
talents or achievements elevate them above or distinguish them from their
peers”.
Perlu digarisbawahi
bahwa kritik yang dimaksud disini bukanlah seperti kritik membangun alias
constructive criticism. Kritik membangun adalah kritikan yang diikuti dengan
memberikan saran yang gunanya agar orang lain bisa berkembang menjadi lebih
baik. Tidak hanya berhenti sampai komentar pedas saja apalagi sampai vindictive
comments. Gosh!
Tall poppy
syndrome sih hanya istilah yang beredar di Australia. Kalau di Indonesia apa
yah? saya juga belum nemu, Cuma social phenomenon ini ada dimana-mana. Bisa jadi
kita adalah korban atau bisa jadi pula kita adalah pelakunya.
Beberapa waktu
lalu saya juga tahu istilah Axis II Personality Disorder dari serial Person Of
Interest. Hehehe. Disitu salah satu pemerannya bilang ‘when i kill you, i don't really gonna feel anything’ (kurang
lebih begitu kalimatnya).
Karena saya penasaran, akhirnya saya mencari tahu. Apa sih Axis II? Ternyata jenisnya
banyak bangeeettttt. Saya baca satu satu sampai nemu yang cocok dengan tokoh di
Person of Interest. Ternyata disebut Schizoid personality disorder yang mana
pengidapnya disebut-sebut punya chronic lack of emotion, lack of interest in
relationships with others and a lack of motivation or ambition. Di person of
interest, dia bekerja sebagai pembunuh bayaran dan kebetulan cewek. Kata salah
satu sumber yang saya baca, pengidapnya lebih banyak laki-laki.
Ternyata Schizoid
personality disorder ini juga beda loh sama Scizophrenia dan Schizotypal
Personality disorder. Saya tidak tahu bedanya apa sih. Nanti deh saya mau
baca-baca lagi di google books. Kemarin sempet baca dikit Handbook of
Personality Disorder: Theory, Research and Treatment by W. John Livesly.
Tanda-tanda
orang yang mengidap Schizoid Personality Disorder (SPD) antara lain : ga begitu
suka punya hubungan dekat dengan orang lain termasuk dalam hubungan keluarga,
lebih banyak memilih aktivitas yang tidak berkelompok, hanya punya sedikit
ketertarikan untuk punya hubungan sangat dekat (cinta) dengan orang lain, jarang
memiliki aktivitas yang menyenangkan diri sendiri, punya sedikit teman dekat, tidak
menanggapi pujian dan kritikan dari orang lain, daaannnnnnn shows emotional
coldness. Wekkksss! Kalau empat kiteria dari tujuh poin diatas terpenuhi, maka bisa
dikatakan positif mengidap SPD. Tapiiii, mendingan langsung ke dokter aja biar
tahu pasti soal ini.
Personality disorder
yang paling sering saya dengar adalah istilah OCD kepanjangan dari Obsessive
Compulsive Disorder. Di lirik lagu dan macem-macem lah pokoknya sometimes
muncul. If you’re wondering, ada lirik lagunya Mindy Gledhill yang berjudul
crazy love. Ada satu baris kalimat yang menyatakan ‘I am Obsessive compulsive
crazy love’ hehehehe. Lalu ada juga merk makeup yaitu OCC (obsessive compulsive
cosmetic). Dan ternyata OCD beda loh sama OCPD (obsessive compulsive
personality disorder). Dari yang saya baca, kalau OCD, orang yang mengidap itu
tahu dan sadar soal kebiasaannya itu namun tetap melakukannya. Kalau pengidap OCPD
biasanya tidak aware kalau punya penyakit itu.
Comments
Post a Comment