Feeling Bad

Pernah nggak merasa bahwa semuanya berantakan? Berantakan dalam artian segala aspek yang ada dan yang mendukung dalam hidup kita ternyata menjadi tidak semulus biasanya...

Aku merasakannya sekarang. Saat semua hal, yang penting bagiku meninggalkanku perlahan. Lalu semua terasa berhenti. Bukan masalah cinta. Aku sudah berhenti memikirkan lawan jenis untuk beberapa tahun terakhir setelah kejadian ditinggalkan untuk bertunangan.

Apa yang lebih buruk dari ternodanya nama baik dan citra di depan orang lain? Mungkin banyak yang lain dan untuk saat ini belum bisa aku sebutkan. Hal tersebut adalah hal yang di luar kuasa kita. Dimana semua tidak bisa kita cegah dan menyebar layaknya jamur di musim hujan.

Tidak adanya cover both side, namun itulah karakteristik manusia tolol pada umumnya. Manusia yang hanya bisa menghakimi namun tidak mencoba mengerti. Mencoba merasakan bagaimana perasaan orang lain. Dan itulah aku.

Aku akui aku orang yang sangat egois. Aku akui aku sangatlah biasa. Aku tidak cantik, aku tidak pintar, aku dari status sosial yang menengah, aku tidak memiliki hati semurni dan sebersih orang baik. Aku tidak kejam dan jahat seperti pembunuh bayaran.

Semua yang ada dalam diriku adalah standart. Dan saat semua yang standart dalam diriku dihajar dengan kesombongan, kekayaan, kecantikan, kekejaman, dan kebaikan. Jadi apakah aku? Kalau bukan nasib yang menentukan semuanya dan berserah pada permainan Tuhan, apa yang harus aku lakukan?

Aku menyerang. Tidak. Karena aku akan hancur. Namun aku bertahan seperti batu. Tidak menyerah namun juga tidak menyerang. Aku tahu dimana tempatku. Dimana cangkangku sebagai perisai segala macam serangan. Perisai yang menjadi kebanggaanku yang terbesar.

Saat diriku hancur. Aku tahu perisai itu tetap ada. Perisaiku hanyalah hubunganku dengan Tuhan. Hanya Dia peganganku untuk bertahan. Peganganku untuk tetap menerima segalanya. Peganganku untuk tidak terbawa emosi saat semuanya memaksaku untuk membara.

Saat semuanya memaksaku untuk menangis, aku tahu semuanya menjadi makin berat, semakin menekan ulu hati. Aku menyadari kita semua manusia, punya kesalahan yang kecil maupun berat. Baik diriku maupun orang lain.

Comments

Popular Posts