Hello March!

Saya tidak menyangka dan tidak pernah membayangkan akan berada dalam situasi seperti ini. Saya juga tidak menyangka akan terjebak dalam perasaan seperti ini. Sungguh saya tidak punya kapasitas berandai-andai untuk bisa berjibaku dengan permasalahan seperti ini.

Namun ketika sekarang saya mau tak mau harus berhadapan dengan takdir yang disuguhkan Allah tepat didepan wajah saya. Saya bisa apa selain mengucap Alhamdulillah. Sungguh Allah memberi saya cara terbaik untuk selalu mendekatkan diri saya padaNya. Alhamdulillah.

Dan ketika semua datang silih berganti.

Saya hanya punya dua tangan untuk diletakkan ke sajadah dan menyentukan dahi setelahnya, untuk bersujud padaMu.

Saya hanya punya dua tangan untuk ditengadahkan dan berdo’a memohon segala kebaikan.

Saya hanya punya dua tangan untuk mengusap mata yang basah ketika disepertiga malam saya mengadukan semuanya padaMu.

Saya hanya punya dua tangan untuk menutup telinga saya dari semua pembicaraan tentang saya (dan kamu) dari mulut ribuan orang yang tak mengerti apa yang sebenarnya terjadi.

Saya hanya punya dua tangan untuk menutup mulut saya dari lisan saya yang mampu menorehkan luka dihati orang lain.

Saya hanya punya satu hati yang Insha Allah akan saya jaga agar selalu mampu berempati, memaafkan dan mengkoreksi diri.