Special
Hari ini saya anggap hari yang cukup special. Hingga saya bisa merangkumnya menjadi 3 hal paling saya ingat dari hari ini. Kamis 26 Mei.
1. Pagi hari saat berangkat ke kantor, seperti biasa saya naik bis. Saat akan turun. Ada seorang ibu-ibu yang ada di depan saya tiba-tiba berteriak Innalillahi wainaillaihi raji’un. Saya kaget begitu pula orang di dalam bis. Ibu-ibu itu berdiri cukup dekat dengan saya. Ternyata ibu (entah mertua atau ibu kandung) dari ibu tersebut meninggal. Kontan ibu tersebut minta turun dari bis. Otomatis supir bis menepi. Saat ibu keluar dari bis, beliau langsung pingsan. Saya miris melihatnya. Kasihan dan jadi sedikit berkaca-kaca. Karena situasi yang ibu tersebut rasakan. Tapi saya juga menyayangkan bagi siapapun yang menyampaikan kabar. Kita tidak tahu penerima pesan tersebut sedang melakukan apa dan dimana. Ini jadi pembelajaran yang sangat berharga bagi saya dan mungkin bagi orang yang sedang ada di bis pagi itu. Saya jadi inget orang-orang yang saya sayangi yang sudah meninggal. Saya jadi kangen mereka.
2. Saya suka minum. Saya peminum. Bukan hal baru bagi orang yang sudah tinggal dengan saya. Saya bisa menghabiskan 1 galon aqua selama 5-6 hari. Sendirian. Saya suka air putih. Karena itu saya sering ke kamar mandi. Di kantor saya sudah menahan pipis agak lama. Jadi lumayan bingung saat kamar mandi cewek di lantai bawah penuh. Kamar mandi lainnya di dekat pantry juga dipakai. Sebenarnya ada kamar mandi lain di dekat ruang meeting, tapi jauh. Ahhh sudahlah, saya memutuskan untuk menunggu di kamar mandi lantai bawah. Pintu antara kamar mandi cewek dan cowok dekat sekali. Jadi pada saat saya menunggu kamar mandi cewek terbuka, secara tidak langsung saya seperti sedang menunggu kamar mandi cowok juga. Nah pada saat itu, seperti yang sudah bisa ditebak, pintu kamar mandi cowok terbuka tapi masalahnya yang keluar adalah cowok yang sudah saya perhatikan beberapa minggu ini. Dia melihat saya dengan tatapan yang sangat mencurigakan. Ya Allah saya hampir putus asa rasanya. Saya Cuma bisa tersenyum-senyum polos.
3. Pulang kantor, saya juga naik bis seperti biasa. Namun di sebelah kanan saya, ada seorang pasangan muda yang membawa bayi (bukan balita atau anak-anak). Bayi yang kecil. Saya jadi miris sendiri, kata orang-orang tua di tempat saya tinggal pernah berkata kalau bayi tidak boleh dibawa bepergian atau keluar rumah apalagi menggunakan kendaraan umum. Tidak ber AC pula. Saya kasihan sekali. Apalagi mereka menanyakan salah satu area di Sidoarjo yang sepertinya tidak mereka ketahui. Aduh, mau dibawa kemana bayi malam-malam naik kendaraan umum seperti ini? Lain halnya dengan seseorang di sebelah kiri saya, seorang wanita berjilbab yang menggenggam sapu tangan untuk mengelap air matanya. Saya tidak tahu permasalahannya, tapi saya selalu membayangkan bagaimana kalau keadaan tersebut terjadi pada saya, saudara-saudara saya atau orang yang sayangi.
1. Pagi hari saat berangkat ke kantor, seperti biasa saya naik bis. Saat akan turun. Ada seorang ibu-ibu yang ada di depan saya tiba-tiba berteriak Innalillahi wainaillaihi raji’un. Saya kaget begitu pula orang di dalam bis. Ibu-ibu itu berdiri cukup dekat dengan saya. Ternyata ibu (entah mertua atau ibu kandung) dari ibu tersebut meninggal. Kontan ibu tersebut minta turun dari bis. Otomatis supir bis menepi. Saat ibu keluar dari bis, beliau langsung pingsan. Saya miris melihatnya. Kasihan dan jadi sedikit berkaca-kaca. Karena situasi yang ibu tersebut rasakan. Tapi saya juga menyayangkan bagi siapapun yang menyampaikan kabar. Kita tidak tahu penerima pesan tersebut sedang melakukan apa dan dimana. Ini jadi pembelajaran yang sangat berharga bagi saya dan mungkin bagi orang yang sedang ada di bis pagi itu. Saya jadi inget orang-orang yang saya sayangi yang sudah meninggal. Saya jadi kangen mereka.
2. Saya suka minum. Saya peminum. Bukan hal baru bagi orang yang sudah tinggal dengan saya. Saya bisa menghabiskan 1 galon aqua selama 5-6 hari. Sendirian. Saya suka air putih. Karena itu saya sering ke kamar mandi. Di kantor saya sudah menahan pipis agak lama. Jadi lumayan bingung saat kamar mandi cewek di lantai bawah penuh. Kamar mandi lainnya di dekat pantry juga dipakai. Sebenarnya ada kamar mandi lain di dekat ruang meeting, tapi jauh. Ahhh sudahlah, saya memutuskan untuk menunggu di kamar mandi lantai bawah. Pintu antara kamar mandi cewek dan cowok dekat sekali. Jadi pada saat saya menunggu kamar mandi cewek terbuka, secara tidak langsung saya seperti sedang menunggu kamar mandi cowok juga. Nah pada saat itu, seperti yang sudah bisa ditebak, pintu kamar mandi cowok terbuka tapi masalahnya yang keluar adalah cowok yang sudah saya perhatikan beberapa minggu ini. Dia melihat saya dengan tatapan yang sangat mencurigakan. Ya Allah saya hampir putus asa rasanya. Saya Cuma bisa tersenyum-senyum polos.
3. Pulang kantor, saya juga naik bis seperti biasa. Namun di sebelah kanan saya, ada seorang pasangan muda yang membawa bayi (bukan balita atau anak-anak). Bayi yang kecil. Saya jadi miris sendiri, kata orang-orang tua di tempat saya tinggal pernah berkata kalau bayi tidak boleh dibawa bepergian atau keluar rumah apalagi menggunakan kendaraan umum. Tidak ber AC pula. Saya kasihan sekali. Apalagi mereka menanyakan salah satu area di Sidoarjo yang sepertinya tidak mereka ketahui. Aduh, mau dibawa kemana bayi malam-malam naik kendaraan umum seperti ini? Lain halnya dengan seseorang di sebelah kiri saya, seorang wanita berjilbab yang menggenggam sapu tangan untuk mengelap air matanya. Saya tidak tahu permasalahannya, tapi saya selalu membayangkan bagaimana kalau keadaan tersebut terjadi pada saya, saudara-saudara saya atau orang yang sayangi.
Comments
Post a Comment