Food Diary
Saya sejujurnya
paling sering bermasalah dengan perut. Entah sembelit atau diare. Pokoknya seputar
itulah. Sewaktu kuliah dulu memang makan sering telat dan tidak teratur. Jadi sering
pula terkena maag meskipun tidak akut. Saya ingat dulu pernah saking sibuknya
tugas dan begadang, pagi tidak sempat sarapan sampai terlewat juga waktu makan
siang. Dan ujungnya tepat pukul 4 sore, saya makan es dung-dung semangkuk. Itu makanan
pertama yang masuk ke perut hari itu. Dan setelah makan malam, perut saya
rasanya sakiiiiiit sekali.
Terlalu sering
bermasalah dengan perut membuat saya sedikit kewalahan. Saya paling sering
bermasalah dengan sembelit. Susah BAB ini sudah saya idap sejak kuliah (atau
lebih lama?), saya lupa. Ah intinya saya menjadi pelanggan obat pencahar. Saya sering
bertanya-tanya sendiri kenapa bisa sampai seperti itu. Padahal saya cukup
mengkonsumsi sayur dan sesekali makan buah dan sering minum jus. Kalau boleh
membanggakan diri (hehehheheh) saya termasuk orang yang selalu memenuhi anjuran
minum air putih 8 gelas sehari. Saya sendirian bisa menghabiskan satu gallon air
dalam waktu 6-7 hari. Dengan kebiasaan ini saya jadi heran, bagaimana bisa saya
sembelit. Hahaha.
Lama kelamaan
saya mengenal konsep diet dan pola makan berdasarkan golongan darah. Saya termasuk
golongan darah O yang katanya merupakan golongan darah paling tua dan muncul
pada peradaban berburu. Sehingga orang bergolongan darah O cocok makan
daging-dagingan. Itu dari informasi yang saya dapatkan. Saya jadi bingung, apa
benar kalau saya makan daging akan menghilangkan segala keluhan yang saya
miliki. Dilain pihak kolestrol saya juga termasuk tinggi meskipun masih dalam
batas normal. Karena menurut pengakuan teman saya, jumlah kolestrol saya sama dengan
jumlah kolestrol ibunya. Kyahhhhhh.
Akhirnya saya
memutuskan untuk membuat food diary. Food diary ini berisi tentang catatan
harian mengenai apapun yang masuk ke mulut saya. Hihihi. Kecuali air putih. Saya
ingin mengetahui makanan apa saja yang membuat saya sembelit dan diare dan juga
kemungkinan munculnya alergi atau bisa juga penyakit yang lainnya. bahkan satu
permen pun akan saya catat atau Cuma incip-incip makanan juga pasti saya catat.
Kebiasaan ini baru berjalan beberapa bulan, jadi saya semakin tahu siklus poop
saya berapa hari sekali, makanan apa yang bisa bikin saya diare. Satu fakta
yang semakin memperkuat dugaan saya sebelumnya adalah jumlah makanan yang masuk
ke mulut saya lebih besar ketika mendekati menstrusi. Terlalu banyak minum es,
juga bisa bikin saya pusing. Jadi saya menghindari itu. Saran saya, bagi
siapapun yang mempunyai keluhan misalnya sariawan berlebihan, pusing dan lain
sebagainya, coba saja untuk menulis food diary, saya rasa itu bisa membantu.
Pada dasarnya
saya tidak suka kalau tidak mengenal diri saya sendiri. Hehehe. Tahu maksudnya
gak? Saya selalu harus mengerti dan mengetahui apa yang terjadi pada diri saya.
Sebab dan akibatnya. Paling tidak tahu sebabnya dan solusi kasarnya dari
internet. Misalnya ketika ke dokter, kita sakit dan tidak tahu sebabnya sekaligus
minta tolong pula pada dokter apa obatnya. Jadi ketika ke dokter kita punya
bekal yang dibawa dari rumah. Bekal dari food diary juga.
Food diary
juga berguna buat orang yang sedang diet. Tinggal ditambah juga kuantitasnya,
jadi biar tahu jumlah kalorinya berapa. Intinya sih kalau mau mulai nulis food
diary, jangan males buat nulis apapun yang kita makan.
Comments
Post a Comment