SOS Day 24 : Seberapa Besar Harga Dirimu?
“Dimana
harga diri kamu?”
“Itu kalau
kamu punya harga diri!”
Hahahaha itu
cuplikan sinetron. Dan kata-kata itu sering kita dengar di tivi atau mungkin
kehidupan sehari-hari. Biasanya sih konteksnya becanda.
Kalau saya
rasa harga diri berhubungan dengan bagaimana cara kita memberi nilai pada diri
kita sendiri. Nilai disini bisa saya artikan sebagai kesan, pikiran, perasaan
dan sebagai-sebagainya. Tidak datang secara cepat, langsung dan singkat.
Sebenarnya harga diri terbentuk sejak kecil dan bertahap. Banyak loh
pengaruhnya pada bagaimana cara kita menjalani hidup.
Oleh karena
itu sejak kecil, hendaknya orang tua dan orang-orang disekitar anak harus
selalu menanamkan nilai positif. Lain halnya ketika orang tua atau orang
disekitar justru mencekoki dengan hal-hal buruk. Hal ini akan membentuk harga
diri yang rendah pada anak. Hal buruk itu misalnya penolakan, hinaan, acuh,
ketidakpedulian dan lainnya.
Penting
sekali memberikan ‘bekal’ pada anak akan kesan-kesan positif tentang dirinya. Karena
menurut saya, bekal ketika anak masih kecil akan menjadi pondasi dia untuk
menghadapi terpaan pergaulan dan kehidupan dunia yang keras ini. Hahhh. Apalagi
misalnya si anak sudah masuk sekolah SMP atau SMA. Begitu banyak
perilaku-perilaku dan hal-hal yang sengaja atau tidak sengaja melukai harga
diri. Atau paling tidak membuat anak mempertanyakan harga dirinya. Konsep
dirinya.
Itulah
kenapa kita harus menghentikan segala tindakan bullying. Bullying berpengaruh
pada harga diri. Bullying bisa dilakukan siapapun. Misalnya guru yang membentak
muridnya dan mengatainya bodoh, MOS yang disertai dengan kekerasan fisik atau
psikis, teman sekelas yang suka mengejek teman lain secara verbal atau
nonverbal, dan lain-lain. Ketika proses bullying itu berlangsung sebentar/lama
(tolong dibetulkan jika salah), maka anak akan mulai mempertanyakan konsep
dirinya. Harga dirinya. Harga diri sangat berpengaruh pada kehidupan
sehari-hari, misalnya bagaimana anak merasa tentang dirinya, bagaimana kita
berkreasi, bertindak dan berpikir, dan banyakkkkkk lainnya.
Harga diri
erat kaitannya dengan jati diri. Coba bayangkan, jati diri seperti apa yang
terbentuk jika harga diri yang menjadi pondasinya sudah retak dan lemah? Padahal
jati diri dibawa hingga nanti kita dewasa bahkan selama kita hidup. Maka dari
itu, korban bullying atau korban pelecehan seksual membutuhkan bantuan
professional untuk membentuk kembali jati dirinya.
Kita makhluk
sosial hendaknya selalu menghargai orang lain. Kita tidak akan mau menjadi
perusak harga diri dan jati diri orang lain. Karena sama dengan kita merusak
masa depan mereka. Stop bullying!
Thanks for
reading!
Comments
Post a Comment