Pengamatan Saya Terhadap Anak-anak


Alhamdulillah, rejeki memang tak lari kemana. Meskipun sedikit tapi harus tetap disyukuri. Sedikit tapi tetap harus dinikmati. Hehehe. Tapi bukan masalah bagaimana saya menikmati tapi saya akan membagi pemikiran saya mengenai cara mendidik dan membesarkan anak hasil research yang saya lakukan akhir-akhir ini karena seringnya melakukan pekerjaan yang berhubungan dengan anak-anak. Pekerjaan yang sekarang saya lakukan mengenai pembentukan karakter anak.

Saya memiliki ibu yang berprofesi sebagai guru TK, jadi saya akrab dengan anak-anak sejak kecil, karena saat saya kecil hingga sekarang, saya terkadang datang ke TK dan mengamati anak-anak belajar. Sekarang saya memiliki keponakan dan sepupu yang masih kecil. Jadi saya sedikit banyak tahu mengenai perkembangan anak-anak yang sangat pesat dan berbeda dengan saat saya masih kecil dulu. Sebelumnya, maafkan keterbatasan saya karena saya bukan berpendidikan dasar yang mengkhususkan pada anak-anak, jadi maafkan kalau ada kekurangan. Ini hasil dari pengamatan saya. 


 Saya sangat tertarik pada dunia anak bukan karena saya banyak berhubungan dengan anak-anak. Tetapi lebih karena bagaimana seorang anak tumbuh dan dibentuk kepribadiannya secara tidak langsung di lingkungan dia tumbuh. Terkadang secara tidak sadar, kitalah (orang tua) yang mengajarkan anak untuk berbuat negative. Saya selalu ingat drama series Korea, White Christmas, yang intinya adalah apakah monster itu lahir dengan sendirinya atau diciptakan. Hiiiiiii…

Ada beberapa hal yang harus diperhatikan dalam tumbuh kembang anak, menurut saya yang harus diperhatikan dari kehidupan anak-anak sekarang ini adalah :

  1. Televisi, informasi yang berkembang di masyarakat sudah cukup bebas tanpa harus ditambahi dengan informasi yang ada di televisi. Banyak sekali hal negative yang berasal dari televisi. Mulai dari diskriminasi, kekerasan, dramatisasi yang pastinya diekspos dengan sangat berlebihan. Pengaruhnya pada anak sudah kita ketahui dari banyak berita yang ada di televisi. Entah itu meniru Limbad, bermain smack down dan yang lainnya.
  1. Jangan bertengkar dihadapan anak-anak. Ini pengalaman yang saya dapatkan barusan saat saya berkesempatan mengobrol dengan seorang anak kelas 1 SD. Dia menjelaskan saya bahwa dia dalam keadaan stress. Whattttt?? Lalu dia menjelaskan bahwa orangtuanya bertengkar dan cursing each others dan akhirnya ayahnya pergi dari rumah. Saya langsung merasa kasihan. Anak dengan usia yang sangaaaaatttt muda harus menghadapi pertengkaran orangtuanya. Lalu dia mengatakan bahwa dia memotong rambutnya sendiri, bisa saya bilang kalau rambutnya saat itu memang amburadul.
  1. Jangan menyuruh anak untuk berbohong. Entah itu white lie atau bukan. Saya beberapa minggu yang lalu, sepupu saya mengikuti lomba mewarnai di mall. Hampir 90% anak yang ikut lomba tersebut tidak mewarnai sendiri gambarnya. Bahkan ada satu anak yang hanya makan es krim, dan yang menyelesaikan gambarnya adalah ayah dan ibunya. Saya Cuma geleng-geleng kepala. Saya bertanya sendiri, apakah mereka tidak sadar kalau mereka mengajarkan pada anak mereka bahwa menghalalkan segala cara untuk mencapai tujuan itu diperbolehkan? Takutnya nanti inilah yang menjadi cikal bakal koruptor.
  1. Konsistensi. Ajarkan anak konsistensi. Namun banyak hal yang orangtua secara tidak sadar ajarkan pada anak tentang tidak memegang konsistensi. Misalnya saat anak ingin membeli permen dan orangtua melarang. Maka sebagai orangtua harus tetap pada pendiriannya. Tapiiiiii, biasanya orangtua akan luluh bila anaknya menangis dan merengek-rengek. Saya rasa tidak baik bila orangtua mengubah pendiriannya. Anak akan menggunakan senjata merengek dan menangis pada orangtua nantinya dan saya takutkan anak tersebut akan tumbuh menjadi anak yang cengeng dan lemah. Ajarkan anak tentang batasan dan aturan. Yang paling penting contohkan dengan perbuatan orangtua sehari-hari. Kebanyakan orangtua terlalu banyak menghabiskan waktu mengomel dan percayalah itu tidak akan digubris oleh anak sampai orangtua memberi hukuman fisik.
  1. Terakhir, adalah jujurlah pada anak anda karena ketika dia besar nanti dan mengetahui kebohongan itu, maka dia tidak akan memaafkan anda. 

Comments

Popular Posts