SOS Day 16 : HATI-HATI PENCULIKAN ANAK/REMAJA!

Dapet cerita ini dari mama saya sore tadi. Saya antara miris dan kasihan dan mengecam.
Saya tidak tahu persis kejadian ini terjadi kapan tetapi saya tahu ini terjadi dalam bulan September ini. Sebut saja korbannya, Andri.

Mungkin judul diatas tidak sepenuhnya mewakili karena si Andri ini adalah remaja. Jadi sama sekali jangan lengah untuk para orang tua yang memiliki anak yang usianya beranjak dewasa. Andri ini sekarang duduk dibangku SMA dan tidak tinggal dengan orang tua karena dia nih tinggal di pondok pesantren.

Nah, karena dia tinggal di pondokan, biasalah cowok males nyuci. Akhirnya dia pergi ke luar pondok untuk laundry baju. Sewaktu dia jalan menuju tempat laundry, ada mobil yang berhenti dan bertanya. Entah bertanya apa (yang bertanya adalah dua perempuan), pada saat itulah Andri dibawa mobil dan juga tidak tahu tujuan kemana. Menurut Andri sih, ketika ia sampai disuatu aula, disana sudah banyaaaaaakkkkk sekali anak-anak dan remaja.

Andri ini hilang selama tiga hari. Selama tiga hari itu, dia disuruh mengamen, entah tidak tahu juga lokasinya dimana. Setiap pagi, ada mobil yang menyebar ke titik-titik lokasi dan menyebar anak-anak/remaja untuk mengamen. Hari pertama, Andri mengamen bersama dua orang anak lainnya. Setelah mengamen itu, Andri dan dua orang ini mendapat uang 100.000. Saya tidak tahu mereka mengamen berapa jam sampai mendapat uang segitu. Karena mendapat uang 100.000, mereka bertiga diberi uang masing-masing 5000 rupiah. Ya Allah Ya Rabb.

Selama diculik dan bekerja jadi pengamen, Andri tidak diberi makan. Astaghfirullah. Setiap malam mereka dan anak-anak lainnya juga tidur di semacam aula begitu. Di hari kedua, Andri dan dua orang lainnya hanya mendapat 50 ribu saja selama mengamen. Dan karena hal itu Andri di pukul dibagian kepalanya. Saat itu, menurut pengakuan Andri dia langsung sadar dan bertanya-tanya sendiri kenapa ada disini. Selama mengamen dan melakukan aktifitas disana, Andri masih tetap membawa tas ransel penuh isi cucian kotor yang mau di laundry.

Ketika sadar itu, Andri mengajak dua teman mengamennya itu untuk ke masjid tapi dua temannya menolak. Saya tidak tahu bagaimana akhirnya, Andri ini lari dan ke masjid. Selama di masjid ini dia bertemu dengan seorang kakek-kakek yang jenggotnya panjang sampai perut. Andri bercerita tentang keadaannya yang sebenarnya bahwa dia diculik. Beliau bercerita kalau beliau ini orang asli Sumatera dan punya toko di Malang. Saya juga tidak tahu orang ini sebenarnya siapa. Akhirnya Andri diberi HP baru dan uang seratus ribu oleh kakek tersebut. Andri disuruh menelpon saudara-saudaranya. Setelah itu, kakek tersebut sudah menghilang entah kemana.

Selama diculik, Andri sepertinya dikondisikan menjadi anak-anak yang tidak terurus. Wajah dan badannya kotor. Memakai karet gelang di pergelangan tangan. Mirislah rasanya. Setelah Andri ditemukan, selama beberapa hari, dia tidak bicara.

Saya harap dengan cerita ini, para orang tua tidak lengah untuk melakukan cek terhadap anaknya, kondisi keamanan sekolah dan pondok pesantren dimana kita menitipkan anak-anak kita. Saya juga mempertanyakan mengenai tempat/aula yang dimaksud Andri. Apakah pihak RT atau RW yang berwenang tidak mengetahui atau mengendus kecurigaan. Saya juga masih bertanya-tanya aula yang dimaksud Andri ini bisa jadi sebuah rumah besar atau bisa juga pabrik yang tidak dipakai. Dibutuhkan peran bersama dari pihak kepolisian, perangkat desa, masyarakat dan media untuk memerangi ini semua.  

Tidak pernahkah para penculik itu menempatkan posisi sebagai ibu dari anak-anak yang diculik itu. Betapa hati para ibu sangat terluka bila melihat anaknya diperlakukan seperti itu. Hati ibu mana yang tidak teriris-iris melihat anaknya menjadi korban penculikan. Setidaknya para penculik itu memiliki ibu, adik, anak, keponakan, atau saudara yang mereka cintai.

Mari meningkatkan kewaspadaan terhadap tindak kejahatan dimanapun berada. Semoga Allah selalu melindungi kita semua. Amin.

Comments

Popular Posts